Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

materi makalah peyuluh agama islam, KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBINA SIKAP TOLERANSI ANTAR UMMAT BERAGAMA


KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MEMBINA

SIKAP TOLERANSI ANTAR UMMAT BERAGAMA

DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR


 

 

PENDAHULUAN      

Manusia tidak saja sebagai mahluk individu, namun juga dikenal sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sehingga setiap manusia harus mampu berinteraksi dengan orang lain di tengah masyarakat. dengan kapasitas yang    sebagai mahluk individu juga adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.

Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang demi keutuhan Negara. Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

 

PENGERTIAN DAN MANFAAT TOLERANSI

Kata toleransi berasal dari bahasa Arab, tasamuh, yang  berarti sikap yang baik dan berlapang dada terhadap perbedaan-perbedaan dengan orang lain yang tidak sesuai dengan pendirian dan keyakinannya. Sementara itu dalam bahasa Latin Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berarti menahan diri, bersikap sabar,membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi, istilah toleransi dapat dimaknai sebagai suatu sikap yang membiarkan dan menghormati orang lain yang berbeda dengan dirinya, karena pada prinsipnya ummat manusia diciptakan dengan berbagai ras, bangsa, suku, bahasa, adat, kebudayaan, dan agama yang berbeda. Menghadapi kenyataan tersebut, setiap manusia harus bersikap toleran atau Tasamuh.

Dalam konteks beragama, sebagaimanan yang telah digambarkan dimana di Indonesia khususnya di kabupaten Lombok Timur berdasarkan pancasila terutama sila pertama bahwa bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup. Dengan sikap toleransi dan tasamuh  yang luas dan terbuka, maka akan terbentuk suatu masyarakat yang saling menghargai, menghormati, dan terjalinlah kehidupan yang harmonis antar anggota masyarakat, bangsa, negara, maupun dalam kehidupan secara umum. Kemudian masyarakat yang harmonis cenderung akan menghasilkan karya-karya yang besar yang bermanfaat bagi manusia.

Toleransi dalam beragama bukan berarti kita harus hidup dalam ajaran agama lain.Namun toleransi dalam beragama yang dimaksudkan disini adalah meng- hormati agama lain. Dalam bertoleransi janganlah kita berlebih-lebihan sehingga sikap dan tingkah laku kita mengganggu hak-hak dan kepentingan orang lain. Lebih baik toleransi itu kita terapkan dengan sewajarnya. Jangan sampai toleransi itu menyinggung perasaan orang lain. Toleransi juga hendaknya jangan sampai merugikan kita, contohnya ibadah dan pekerjaan kita.

 Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi, manfaat tersebut adalah:

1. Menghindari Terjadinya Perpecahan

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

Dalam kaitanya ini Allah telah mengingatkan kepada umat manusia dengan pesan yang bersifat universal, berikut firman Allah SWT dalam surat Asy-Syura : 13

* tíuŽŸ° Nä3s9 z`ÏiB ÈûïÏe$!$# $tB 4Óœ»ur ¾ÏmÎ/ %[nqçR üÏ%©!$#ur !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) $tBur $uZøŠ¢¹ur ÿ¾ÏmÎ/ tLìÏdºtö/Î) 4ÓyqãBur #Ó|¤ŠÏãur ( ÷br& (#qãKŠÏ%r& tûïÏe$!$# Ÿwur (#qè%§xÿtGs? ÏmŠÏù 4 uŽã9x. n?tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# $tB öNèdqããôs? ÏmøŠs9Î) 4 ª!$# ûÓÉ<tFøgs Ïmøs9Î) `tB âä!$t±o üÏökuur Ïmøs9Î) `tB Ü=Ï^ムÇÊÌÈ  

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

2. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan

Salah satu wujud dari toleransi hidup beragama adalah menjalin dan memperkokoh tali silaturahmi antarumat beragama dan menjaga hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Pada umumnya, manusia tidak dapat menerima perbedaan antara sesamanya, perbedaan dijadikan alasan untuk bertentangan satu sama lainnya. Perbedaan agama merupakan salah satu faktor penyebab utama adanya konflik antar sesama manusia.

Merajut hubungan damai antar penganut agama hanya bisa dimungkinkan jika masing-masing pihak menghargai pihak lain. Mengembangkan sikap toleransi beragama, bahwa setiap penganut agama boleh menjalankan ajaran dan ritual agamanya dengan bebas dan tanpa tekanan. Oleh karena itu, hendaknya toleransi beragama kita jadikan kekuatan untuk memperkokoh silaturahmi dan menerima adanya perbedaan. Dengan ini, akan terwujud perdamaian, ketentraman, dan kesejahteraan

KONSEP MEWUJUDKAN KERUKUNAN DI LOMBOK TIMUR

Lombok Timur sebagai salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat memiliki jumlah penduduk 1.171.928 dengan rincian Islam: 1.170.829, Kristen: 175, Khatolik: 47, Hindu: 875 dan yang beragama Budha: 2 orang. Sementara itu jumlah sarana ibadah untuk masing-masing agama adalah Masjid: 1341, Gereja: 4 dan Pura: 2 buah yang tersebar di daerah kabupaten Lombok Timur.

Hal ini menunjukkan Lombok Timur sebagai daerah yang cukup plural dari asfek agama maupun keyakinan sehingga rentan dengan terjadinya konflik di tengah masyarakat. Walaupun demikian, kondisi Lombok Timur sampai saat ini masih relatif kondusif. Yang sering muncul di permukaan adalah perbedaan terkait dengan pendirian masjid atau tempat ibadah, karena masyarakat yang berbeda organisasi agak sulit menerima kelompok yang berbeda dengannya.

Untuk menghindari perpecahan di kalangan umat islam dan memantapkan ukhuwah islamiyah para ahli menetapkan tiga konsep,yaitu :

1.    Konsep tanawwul al ’ibadah (keragaman cara beribadah). Konsep ini mengakui adanya keragaman yang dipraktekkan Nabi dalam pengamalan agama yang mengantarkan kepada pengakuan akan kebenaran semua praktek keagamaan selama merujuk kepada Rasulullah. Keragaman cara beribadah merupakan hasil dari interpretasi terhadap perilaku Rasul yang ditemukan dalam riwayat (hadits).

2.    Konsep al mukhtiu fi al ijtihadi lahu ajrun(yang salah dalam berijtihad pun mendapatkan ganjaran). Konsep ini mengandung arti bahwa selama seseorang mengikuti pendapat seorang ulama, ia tidak akan berdosa, bahkan tetap diberi ganjaran oleh Allah , walaupun hasil ijtihad yang diamalkannya itu keliru. Di sini perlu dicatat bahwa wewenang untuk menentukan yang benar dan salah bukan manusia, melainkan Allah SWT yang baru akan kita ketahui di hari akhir. Kendati pun demikian, perlu pula diperhatikan orrang yang mengemukakan ijtihad maupun orang yang pendapatnya diikuti, haruslah orang yang memiliki otoritaskeilmuan yang disampaikannya setelah melalui ijtihad.

3.    Konsep la hukma lillah qabla ijtihadi al mujtahid (Allah belum menetapkan suatu hukum sebelum upaya ijtihad dilakukan seorang mujtahid). Konsep ini dapat kita pahami bahwa pada persoalan-persoalan yang belum ditetapkan hukumnya secara pasti, baik dalam al-quran maupun sunnah Rasul, maka Allah belum menetapkan hukumnya. Oleh karena itu umat islam,khususnya para mujtahid, dituntut untuk menetapkannya melalui ijtihad. Hasil dari ijtihad yang dilakukan itu merupakan hukum Allah bagi masing-masing mujtahid, walaupun hasil ijtihad itu berbeda-beda.

Sementara itu, para pemerhati kerukunan mencoba mengutarakan konsepnya dalam mewujudkan kerukunan ummat beragama, diantaramya:

a. Para pembina formal termasuk aparatur pemerintah dan para pembina non formal yakni tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan komponen penting dalam pembinaan kerukunan antar umat beragama.

b. Masyarakat umat beragama di Indonesia yang sangat heterogen perlu ditingkatkan sikap mental dan pemahaman terhadap ajaran agama serta tingkat kedewasaan berfikir agar tidak menjurus ke sikap primordial.

c. Peraturan pelaksanaan yang mengatur kerukunan hidup umat beragama perlu dijabarkan dan disosialisasikan agar bisa dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan demikian diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapan baik oleh aparat maupun oleh masyarakat, akibat adanya kurang informasi atau saling pengertian diantara sesama umat beragama.

d. Perlu adanya pemantapan fungsi terhadap wadah-wadah musyawarah antar umat beragama untuk menjembatani kerukunan antar umat beragama.

Konsep di atas memberikan pemahaman bahwa ajaran Islam mentolelir adanya perbedaan dalam pemahaman maupun pengalaman. Yang mutlak itu hanyalah Allah dan firman-fiman-Nya,sedangkan interpretasi terhadap firman-firman itu bersifat relatif. Karena itu sangat dimungkinkan untuk terjadi perbedaan. Perbedaan tidak harus melahirkan pertentangan dan permusuhan. Di sini konsep Islam tentang Islah diperankan untuk menyelesaikan pertentangan yang terjadi sehingga tidak menimbulkan permusuhan, dan apabila telah terjadi, maka islah diperankan untuk menghilangkannya dan menyatukan kembali orang atau kelompok yang saling bertentangan.

Toleransi dalam beragama bukan berarti kita harus hidup dalam ajaran agama lain.Namun toleransi dalam beragama yang dimaksudkan disini adalah meng- hormati agama lain. Dalam bertoleransi janganlah kita berlebih-lebihan sehingga sikap dan tingkah laku kita mengganggu hak-hak dan kepentingan orang lain. Lebih baik toleransi itu kita terapkan dengan sewajarnya. Jangan sampai toleransi itu menyinggung perasaan orang lain. Toleransi juga hendaknya jangan sampai merugikan kita, contohnya ibadah dan pekerjaan kita

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MENGHIASI HIDUP DENGAN KEJUJURAN

 

 

الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِالْإِتِّحَادِ وَالإِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ المَتِيْنِ أَشْهِدُ أَنْ لَا إِلَهِ إِلَّا اللهَ المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ المَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَلَمِيْنَ, اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ إِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

 

Alhamdulillah puji syukur kehadirat  Allah SWT. Karena atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya pada hari ini kita dapat melaksanakan kewajiban kita yaitu ibadah sholat jum’at yang merupakan ibadah mingguan bagi ummat Islam

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at Yang Berbahagia

Manusia sebagai mahluk sosial tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sehingga dibutuhkan pola interaksi yang ideal  antar sesama manusia, lebih-lebih di tengah kehidupan yang sangat kompleks. Untuk membangun hubungan yang harmonis di tengah masyarakat baik dalam komunitas terkecil maupun komunitas yang besar sangat dibutuhkan sifat dan prilaku yang dapat menyentuh perasaan dan fikiran manusia secara umum. Islam sebagai agama tauhid yang Rahmatan Lil Alamin tidak saja memberikan kebajikan bagi ummat Islam itu sendiri, namun juga mengarah pada seluruh ummat tanpa kecuali sehingga harus diamalkan secara kaffah. Sebagai agama yang universal Islam telah memberikan petunjuk berupa nilai-nilai yang harus diamalkan oleh setiap ummat. Salah satu nilai yang sangat pundamental dalam kehidupan manusia adalah Kejujuran.

Hadirin Yang Berbahagia

Kejujuran merupakan salah satu sifat terpuji (mahmudah) yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dalam implementasinya, kejujuran dapat diwujudkan dengan menyampaikan sesuatu sesuai dengan faktanya. Disamping itu juga kejujuran seseorang belum benar bila hanya berupa perkataan, tetapi harus disertai dengan perbuatan. Jadi, orang yang jujur itu adalah orang yang perbuatannya sesuai dengan perkataannya dan mengandung nilai kebenaran. Sedangkan orang yang tidak jujur dianggap dusta atau bohong. Dengan demikian orang jujur akan melakukan sesuatu sesuai dengan fakta maupun fikiran yang ada dalam benaknya. Prilaku jujur dapat dilihat dari segala asfek kehidupan manusia, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan kerja maupun di tengah masyarakat. Seseorang yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan pikirannya dianggap tidak jujur alias bohong pada diri sendiri. Orang tua yang tidak menunaikan janjinya atas anak-anaknya dianggap tidak jujur atau bohong. Sementara itu pimpinan yang selalu menjalankan segala ketentuan yang ada dianggap jujur demi berlangsungnya roda organisasi yang dipimpin.

Hadirin Yang Berbahagia

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan alasan apapun kejujuran menjadi modal yang utama dalam melakoni kehidupan ini agar tetap harmonis. Orang yang selalu berbohong dan tidak jujur akan selalu dihantui oleh rasa takut dan tidak tenang karena merasa terbebani.  Bahkan dalam sebuah organisasi ataupun komunitas, ketidakjujuran akan melahirkan sifat saling mencurigai yang pada akhirnya akan berimplikasi pada hancurnya tatanan organisasi yang sudah dibangun dengan pondasi sangat kuat. Bahkan ketika seseorang membohongi dirinya maka akan mudah mengalami penyakit hati yang akut, karena keinginan dan unek-unek yang ada pada dirinya tidak dapat disampaikan dengan baik.

Urgensitas kejujuran dapat dilihat pada firman Allah dalam Al-Qur’an, beberapa diantaranya adalah Surat An Nisa : 58

 

* ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù'tƒ br& (#rŠxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $­KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿxœ #ZŽÅÁt/ ÇÎÑÈ * ¨bÎ) ©!$# öNä.ããBù'tƒ br& (#rŠxsè? ÏM»uZ»tBF{$# #n<Î) $ygÎ=÷dr& #sŒÎ)ur OçFôJs3ym tû÷üt/ Ĩ$¨Z9$# br& (#qßJä3øtrB ÉAôyèø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# $­KÏèÏR /ä3ÝàÏètƒ ÿ¾ÏmÎ/ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. $JèÏÿxœ #ZŽÅÁt/ ÇÎÑÈ

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

 

Surat Al-Anfal : 27

$pkšr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qçRqèƒrB ©!$# tAqߧ9$#ur (#þqçRqèƒrBur öNä3ÏG»oY»tBr& öNçFRr&ur tbqßJn=÷ès? ÇËÐÈ

 

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui. (Q.S. Al-Anfal : 27)

Sementara itu Nabi Muhammad SAW bersabda “Hendaklah kamu selalu berbuat jujur, sebab kejujuran membimbing ke arah kebajikan, dan kebajikan membimbing ke arah surga. Tiada hentihentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan membimbing ke arah neraka. Tiada hentihentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

 

Hadirin yang Berbahagia

Jelas sekali bahwa kejujuran dalam memelihara amanah merupakan salah satu perintah Allah yang harus diamalkan oleh semua orang, karena sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa orang yang senantiasa bersikap jujur tidak saja akan bermanfaat untuk dirinya namun akan bermanfaat juga bagi orang lain. Orang yang bersikap apa adanya dan penuh tanggungjawab akan dikagumi dan dihormati banyak orang sehingga mereka akan selalu diberikan kepercayaan untuk menunaikan amanat dengan sebaik-baiknya. Hal ini juga berlaku pada masalah simpan pinjam atau hutang piutang. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka yang selalu menepati janjinya akan mudah diberikan kepercayaan untuk berhutang dalam memenuhi kebutuhannya bahkan akan diberikan penghargaan untuk menambah modal pinjamannya dalam membuka usaha. Begitu juga dalam lingkungan kerja maupun dunia perpolitikan. Seorang pegawai yang jujur dan memiliki kompetensi akan selalu menjadi kebanggaan pimpinan sehingga diberikan tugas untuk diselesaikan. Dan seseorang yang memiliki cita-cita untuk menjadi pemimpin ataupun wakil rakyat akan selalu diberikan mandat oleh rakyat, karena masyarakat  akan merasa aman dan tenang. Banyak lagi gambaran manfaat orang yang berlaku jujur. Jadi, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa orang yang jujur akan mendapatkan imbalan yang setimpal mulai dari di dunia sampai di akhirat.  

Hadirin Yang Berbahagia

Sebagaimana yang dikutip oleh para pemikir Islam dalam artikelnya bahwa Imam Al Ghazali membagi sikap jujur ke dalam enam jenis, diantaranya:

Pertama. Jujur dalam Lisan, berarti memberi informasi yang benar tanpa dibuat-buat, menepati janji ketika berjanji, mendeskripsikan dengan benar dan tepat fakta yang diketahuinya. Pertanyaan yang diajukan pada seseorang semata-mata ingin mengetahuinya bukan menguji apalagi menjebak.

Kedua. Jujur dalam berniat dan berkehendak , yaitu apabila niat dan kehendak tersebut dilakukan dengan ikhlas semata-mata untuk mencari ridho Allah. Antara niat dan perbuatan harus seirama. Niat dicerminkan oleh perbuatan dan perbuatan merupakan cermin dari niat. Jadi pantaslah sering kita mendengar kalimat “Satukan niat dengan perbuatan”

Ketiga. Jujur dalam berobsesi atau bercita-cita, yaitu tekad yang kuat, sungguh-sungguh, dan tulus untuk melakukan kebaikan, untuk membuktikan kebenaran yang diyakininya. Menanamkan cita-cita pada diri sendiri tidak hanya diucapkan dengan bibir, namun harus disertai dengan perencanaan yang matang dan terencana sehingga cita-cita tersebut dapat diraih. Sangat ironis ketika seseorang bercita-cita menjadi guru, pegawai, ataupun pemimpin namun tidak disertai dengan usaha malah mereka menghabiskan waktu dengan berpoya-poya.

Hadirin Yang Berbahagia

Jujur yang Keempat adalah Jujur dalam menepati obsesi, apabila berjanji dan berobsesi ia tidak hanya berhenti pada tekad atau angan-angan saja, tetapi ia bersungguh-sungguh pula untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Upaya untuk meraih obsesi yang sudah ditanam dalam hati tentunya harus sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang tidak menghalalkan segala cara.

Kelima. Jujur dalam beramal, yaitu berbuat secara sungguh-sungguh dan tulus sehingga tidak terjadi gap antara isi hati dan praktik. Dalam konteks ini banyak diantara kita yang terkadang membohongi diri sendiri dengan melawan isi hati kita sehingga perbuatan yang kita lakukan terkesan tidak tulus dan menyentuh perasaan orang lain.

Dan Keenam adalah jujur dalam Stasiun-stasiun ruhani, yaitu kesungguhan dan ketulusan dalam menempuh proses-proses pensucian diri agar dapat mendekatkan diri pada Tuhan. Kejujuran jenis ini terlihat pada kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT. Ketika kita ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka yang harus kita lakukan adalah meninggalkan urusan-urusan dunia.

Keenam jenis kejujuran tersebut pada prinsipnya tidak dapat dihindari begitu saja, karena secara hukum alam hal tersebut akan tergambar dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada alasan untuk menghindar dari prilaku jujur.

Hadirin Yang Berbahagia

            Jelas sekali bahwa dalam kehidupan ini kejujuran menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh siapapun, karena kejujuran tidak saja akan mengantarkan kita selamat di dunia saja, namun juga akan mendapatkan garansi keselamatan di Akhirat. Akhirnya kita berharap dan berdo’a semoga kita semua dapat menghiasi hidup ini dengan nilai-nilai kejujuran  yang sudah diajarkan oleh Allah SWT. Amin 

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْءَانِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، أَقُولُ قَوْلِي هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيم.

 

 

 

Oleh: Makinuddin, S.SosI, ME

(Ketua Pokjaluh dan Wakil Sekretaris FKUB Lombok Timur)