Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HISTORISITAS NASYID HAYYA GHANU-FATA SASAK Karya TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Majid

 


A. HISTORISITAS NASYID HAYYA GHANU-FATA SASAK


Ada tiga penjelasan Maulanassyaikh tentang lagu ini:


Pertama: Lagu ini adalah lagu spirit Khalid bin Walid.


Lagu heroik perjuangan yang jika dilagukan dengan semangat akan membangkitkan semangat perjuangan dan semangat pergerakan. Lagu ini disebut sebagai lagu laksana semangat kegigihan Khalid bin Walid dalam perjungan karena sosok sahabat Nabi yang tangkas tegas dan ahli strategi perang.

Khalid bin Walid sosok pejuang yang berbesar hati dan tak pernah surut saat peperangan meski Khalif bin Walid dipecat oleh Sayyidina Umar bin Khattab saat memimpin peperangan.

Khalid bin Walid dipecat Umar, wasiat renungan massa Karya Maulanassyaikh mempertegas Kesabaran Dan kebesaran hati Sang Khalid bin Walid.

Lagu ini disebut seperti ini agar semua pemuda Sasak, pemuda NW, masyarakat NTB memiliki watak karakter seperti khalid bin walid.

Inilah sebabnya lagu ini disebut Lagu Khalid bin Walid.


Kedua: Lagu ini disebut Maulanassyaikh dengan lagu Hayya Ghanu Nasyidana.


Di berbagai teks lagu karya Maulanassyaikh ditemukan judul lagu ini dengan judul

هيا غنوا نشيدنا

Lagu ini bermakna mari bersenandung lagu kita. Maknanya Maulanassyaikh mengajak ummat muslim baik nahdhiyiin maupun non-nahdhiyyiin untuk selalu bersenandung dengan lagu lagu yang memiliki nilai positif nilai heroik nilai ibadah sekaligus. Lagu ini memberikan keseimbangan antara lagu cilokak, bekayak, pinje panje, ngidung, dan sejenisnya. Maulanassyaikh memberikan didikan untuk hayya ghanu nasyidana. Mari berlagu dengan lagu kita lagu islami lagu perjuangan lagu kemanusian lagu kemajuan bukan lagu orang lain yang membuat pesimis, tak beretika tak bernilai konstruktif.Inilah sebabnya Maulanassyaikh menyebutnya dengan lagu Hayya Ghanuu Nasyidana.


Ketiga: Lagu Ya Fata Sasak.

Maulanassyaikh menyebutnya dalam majelis al-abrar dengan lagu Ya Fata Sasak. Duhai pemuda Sasak. Panggilan Primordial untuk peneguhan identitas yang dipahami oleh Maulanassyaikh dengan keterbelakangan dan kelemahannya. Maulanassyaikh memanggil pemuda Sasak dengan panggilan kehormatan Duhai Pemuda Sasak. Panggilan kasih sayang sang Ayah kepada anaknya, panggilan sang guru kepada muridnya, Panggilan sang mursyid dengan sang Murid, panggilan sang pemimpin kepada rakyatnya. Ya Fata Sasak Merefleksikan kebangkitan anak anak sasak dalam segala even kebangsaan dan even keummatan. Adapun Lagu ini dipopulerkan langsung oleh Maulanassyaikh dalam setiap akhir pembacaan kitab kuning dan pengajian di Mushalla Al-Abrar khususnya di hadapan ribuan thullab-tholibat Ma'had DQH NW Pancor kala itu. Sesuatu kelaziman bagi kita para santri untuk selalu mensenandungkan lagu ini karena Maulasyyaikh sangat suka dengan lagu ini, sampai Maulanassyaikh me-ngemat (Memimpin sebagai derijen) di hadapan para thullab tholibat. Lagu ini dikarang oleh Maulanassyaikh di era enam puluhan tepatnya pada tahun 1965 an di era bangkitnya PKI dan pembrontakan PKI. Maulanassyaikh menhimbau agar pemuda Sasak bangkit menuju kemajuan dan pantang mundur dalam perjuangan. (Data penulis olah dari wawancara dengan berbagai narasumber yang kredibel)


B. NILAI KEISLAMAN DARI LAGU YA FATA SASAK

Nilai keislaman yang tercermin dari lagu ini adalah semangat keberagamaan dan semangat ukhuwwah islamiyyah dan ukhuwwah wathaniyyah. Nilai kedua adalah ada etos kerja keummatan yang harus terseteril dari penyakit hati semacam riya' hasad dengki. Tak akan bisa maju suatu kaum jika ada sifat dengki irihati dan hasad. Karena penyakit hati inilah yang menyebabkan kemunduran dan kesengsaraan.

Salah satu ciri khas NW adalah bersenandung lagu patriotisme. Lagu pembangkit semangat yang tidak banyak Tuan Guru yang mempopulerkan dan menjadikan sebagai media pembelajaran dan media dakwah. Terhitung Lebih dari 20-an Karya Maulanassyaikh dalam bentuk sajak dan syair. Satu di antara yang banyak itu adalah Lagu: Hayya Ghanu Nasyidana: Mari Kita Bersenandung. 


Pertama: Lagu Ini diajar lansung oleh Maulanassyaikh kepada murid-murid di Ma'had DQH. Beliau menyebut lagu ini dengan lagu Khalid bin Walid. Lagu penggerak perjuangan.

Penulis bisa maknai kenapa beliau menyebut Lagu Ini Lagu Khalid bin Walid. Penyemangat untuk berjuang pantang menyerah.

Kedua: Lagu Ini dipopulerkan pada 4 atau tiga tahun menjelang wafatnya Maulanassyaikh  dan selalu dibaca diakhir pengajian Beliau. Beliau sepontan selesai mengaji lansung bersenandung Hayya Ghanu Nasyidana. Kitapun serentak menyahut dan menyambut senandung Lagu Ini.  Pertanyaannya, fahamkah kita kenapa lagu Ini dipopulerkan di akhir-akhir hayat Beliau, padahal lagu Ini beliau susun  di tahun 1960-an seiring dengan lagu-lagu antiya fancor. Ya man yarumu. Nahdlatul wathan setia.


Penulis mencoba menganalisanya dengan pendekatan analitis teks/wacana kritis yang dipadukan dengan pendekatan etis santrisme. 

Ketiga: Hayya Ganuu. panggilan kolektif dan kebersamaan. Maulanassyaikh faham akan pentingnya kerja kolektif dan kebersamaan. Tidak akan sukses sebuah organisasi tanpa kolektivitas. (Jamaah wa jam'iyyah.) 

Keempat: Nasyiidana: Lagu kita. Lagu untuk kita. Bersenandung bersama, dalam perjuangan suka duka harus ditanggung bersama. Kebahagiaan harus dirasakan oleh semua orang.  

Kelima: Yaa Fata Sasak.  Duhai pemuda Sasak. Panggilan komunitas dan panggilan primordialisme sebagai identitas Beliau sebagai orang Sasak yang telah tersibghoh dengan berjuta pengalaman tapi tidak melupakan dari mana asal muasal Beliau berangkat shigga menjadi orang terpandang.  

Keenam; Sasak bi Indonesia. Menjelaskan eksistensi pemuda Sasak yang terus berkiprah untuk Indonesia bahkan Nusantara bahkan dunia. Penyebutan Sasak bi Indonesia. Sangat memungkinkan Anak Sasak memimpin Indonesia atau mempertegas komitment entitas dan identitas yang harus mampu bersaing di tengah keterpurukan pemuda Sasak saat itu. 

Ketujuh: Ballighil ayyyama wallayaaliya: pemuda Sasak harus ambil posisi sebagai penyampai misi visi keagamaan dan kebangsaan yang tak kenal siang dan malam. Tak kenal lelah dan menyerah. 

Kedelapan: Nahnu Ikhwanusshofa: kita adalah kelompok Ikhwanusshofa. Kelompok cerdik pandai yang intelektual sufistik yang terdidik dan tercerahkan. Penisbahan kita orang Sasak dengan Ikhwanusshofa memberikan arti kita harus berpikir visioner dan konstruktif demi sampainya misi visi Menuju Indonesia yang terdidik. Menggambarkan heriok tokoh-tokoh pemikir guna menjadi panduan dan teladan untukmu Yaa Fata Sasak. 

Kesembilan: Kulluna alal wafa. Kita dalam loyalitas yang sama dan dedikasi yang tak ternilai. Loyal dan dedikasi menjadi prasyarat untuk meraih visi misi kejayaan. Tidak ada artinya berorganisasi jika tidak loyal kepada pimpinan organisasi. PB NW namanya. Tak usah terlalu berlebihan untuk menjadi number  One di Indonesia jika kita tidak berada dalam loyalitas [Kulluna Alal Wafa]. Intinya Ini kita harus Wafa atas pimpinan yang terlegalkan secara agama dan negara. Agar mulus kita menuju Yaa Fata Sasak Bi Indonesia. [harapan maulana]. 

Kesepuluh: Fastaiz bihizbina yahya. Bangkitlah melalui organisasi kita Sehingga kita sukses. Sukses bersama organisasi kita duhai Fata Sasak.  

Kesebelas. Lalalala nubaly lalala numaly. Pengikraran dan pengutan komitment untuk tidak pantang menyerah dan tak boleh berhenti berjuang. 

Keduabelas: man yas'a lil maaly laa yakhsya min Khusuumy. mau sukses ke derajat yang tinggi. Takkan gentar dari cengkraman orang-orang yang dengki. Jika masih dengki. Masih iri masih saling hukumi masih saling hujjat. Yaqinlah tidak kesampaian Maaly untuk Fata Sasak bi Indonesia itu. Subhanallah. Mukasyafah- terawangan Maulanassyaikh terbukti di akhir zaman Ini. 

Ketigabelas: Indonesia. Lagi-lagi Maulanassyaikh menyebut Indonesia. Ada apa dengan Sasak dan Indonesia?. Anty ramzul ittihaady. Indonesia adalah lambang persatuan dan kesatuan. NKRI adalah harga mati. Maka raihlah Duhai Fata Sasak bi Indonesia! 

Keempatbelas: Sasak Indonesia. Peneguhan diri bahwa Sasak hanya identitas kesukuanmu, tapi yang terpenting adalah Ilal amam sir laa tubaaly (Maju jangan menyerah dalam meraih cita cita perjuangan). Lakil fidaa Yaa ittihaady. Tebusanku adalah bersatu. 

Kelimabelas: inilah rahasia kenapa Lagu Ini didengungkan diteriakkan setiap hari oleh Maulanassyaikh agar kita insaf dan sadar akan arti Sasak, Pemuda, Organisasi dan persatuan sesama nahdiyyah -wathaniyah - indonesiyyah wa islamiyah. 


C. NILAI KEBANGSAAN DARI LAGU YA FATA SASAK


Indonesia: Sebuah sebutan kebangsaan dan identitas kenasionalan seseorang. Indonesia sebagai simbol persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia yang maju adalah indonesia yang bersatu. Inilah yang disebut oleh Maulanassyaikhاندونسيا انت رمز الإتحاد يا اتحاد Indonesia Engkau Lambang Persatuan. Duhai Persatuan dan Kesatuan. Lagu ini mencerminkan nilai kebangsaan dalam dimensi persatuan dan kesatuan Bangsa. Maulanassyaikh sang Visioner dan sang patriotisme Bangsa mengajak anak-anak Bangsa untuk menjadi pejuang kemerdekaan dan pejuang kesejahteraan masyarakat.


D. NILAI KEUMMATAN DARI LAGU YA FATA SASAK


Ada tiga indikator nilai keummatan dalam lagu ini:

Pertama: Simbolisasi Gerakan Kaum intelektual kaum sufistik Futuristik yang disebut dalam sejarah peradaban islam dengan sebuah gerakan IKHWANSSHOFA. Kaum penggerak kemurnian penggerak kesuciaan penggerak keberkahan. Penggerak yang berlandaskan iman taqwa dan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kedua: Simbolisai Ya Fata Sasak Pemuda Sasak. Kenapa pemuda Sasak yang dipanggil? Maulanassyaikh memahami bahwa kaum Sasak masih terbelakang tak ada yang muncul di pentas pentas Nasional apalagi internasional. Maulanassyaikh memberikan sugesti keummatan bahwa Pemuda Sasak bisa bangkit dan maju menuju keberhasilan. 

Ketiga: Simbolisasi kegagalan yaitu penyakit hati seperti Hasad dan dengki. Islam sangat membenci jika ada yang berwatak iri dengki karena penyakit ini adalah penyakit iblis yang iri dengki kepada Nabi Adam yang mengakibatkan dilaknatnya iblis oleh Allah swt sampai hari kiamat.


E. NILAI PERJUANGAN PATRIOTISME DARI LAGU YA FATA SASAK


Nilai perjuangan dari lagu ini adalah:

Perjuangan memberantas keterbelakangan, Perjuangan menjadi ikhwanusshofa: Kader Kader NW yang intelektual dan spritual.

Perjuangan melawan penyakit hati karena penyakit ini penyebab kegagalan dalam segala dimensi kehidupan kemanusiaan.

Perjuangan menuju persatuan Indonesia. Indonesia bisa terpecah belah jika tidak direkat dengan jiwa persatuan dan kesatuan kebangsaan.


                                EPILOG:

NW: Perintis kemajuan masyarakat Sasak. Sasak tak akan dikenal oleh dunia,  jika NW tidak tampil kepermukaan.


NW: Meneguhkan identitas keagamaan yang memahami ruh perjuangan kebangsaan.


NW: Meneguhkan identitas primordialime dengan tetap menjunjung kepentingan Bangsa dan negara dan Agama.


NW: adalah pencetus perubahan kebudayaan masyarakat di bumi Sasak ini.


NW:  Memberikan sesuatu yang baru untuk warganya dalam segala dimensi yang akomodatif dengan realitas sosial masyarakat Indonesia.


والله اعلم بالصواب 

والله الموفق و الهادى إلى سبيل الرشاد